Tree
twitter
rss


Beberapa ratus tahun sebelum masehi, sejak zaman romawi, baik Eropa, Asia, maupun Indonesia, eangkaina bunga telah dikenal luas dan mengandung falsafah seni yang memukau. Hasil daya apresiasinya diekspresikan dalam bentuk lukisan, pahatan, lagu puisi, pelengkap busana ataupun perabot rumah tangga yang indah dengan nilai yang tinggi.


Kehadiran filsafat seni Barat dan Timur melanda seni tradisi, namun corakk seni yang beragam dari masing-masing daerah di Indonesia dalam abad XX ini masih dapat dilestarikan. Di Indonesia sebagai masyarakat telah lama menggunakan bunga-bunga untuk berbagai kegiatan penting seperti resepsi, upacara kenegaraan dan upacara keagamaan, walaupun penataannya masih dilakukan secara tradisional. Perkembangan seni merangkai bunga di Indonesia dalam tahun 1980-an meningkat sangat pesat. Berawal dari rasa kagum, ingin memiliki, menggunakan, mengelola, mengusahakan, kemudian mengembangkan dengan ciptaan hasil karya dan daya cipta tinggi dan professional. Rangkaian bunga yang sudah dikenal luas di Indonesia adalah gaya rangkaian bunga tradisional Jawa dan Bali. Akan tetapi pada saat ini rangkaian bunga Indonesia sudah berkembang dengan kreasi perangkai-perangkai Indonesia sndiri yang cukup indah. 

Pengaruh Ikebana yang kita ketahui bersifat linier (garis-garis). Pada zaman mesir kuno dapat dilihat ukira-ukiran batu (relief) dan ambar-gambar dinding dari bunga teratai sebagai dekorasi dan melukiskan bunga Lily berwarna biru muda dan putih. Orang Mesir kuni menggunakan bunga-bunga terutama untuk rangkaian yang dapat dikalungkan pada leher dan sebagai mahkota diatas kepala. Bunga-bunga yang berkilauan dikombonasikan seperti bunga bakung, bunga mawar, dan bunga lilly yang berwarna ungu.

Masyarakat zaman Romawi sangat menggemari bunga mawar. Rangkaian bunga ini digunakan sebagai mahkota penghias kepala yang dipersembahkan sebagai cinta dan kesetiaan. Dirumah mawar dipergunakan untuk dekorasi meja secara mewah. Mereka juga tidur diatas mawar dan berjalan diatas bunga yang sengaja ditaburkan. Semua ini menunjukkan kebesaran, identitas dan derajat golongan atas. 

Pada abad pertengahan peranan bunga tidak begitu menonjol. Barulah pada abad XIV penduduk Paris maupun Roma sangat membanggakan kebun-kebun mawar mereka. Bunga itu mereka gunakan sebagai dekorasi, terutama untuk kamar dan meja. Pada zaman ini pula ilmu Botani mulai lebih berkembang, bunga-bunga telah digunakan secara lebih luas oleh berbagai kalangan. Mawar merah dan putih ditata dengan latar belakang daun-daub hijau tua sehingga menghasilkan suatu kombinasi warna dan bentuk ang menarik. Tidak saja tanaman bunga, pada masa itu tanaman pertanian seperti hortikultura mulai dipergunakan.


Pada akhir abad XV dan permulaan abad XVI dijumpai berbagai lukisan dengan penataan bunga yang digambarkan secara lebih rinci. Meski belum dapat dibedakan  dasar penataan bunga, bunga mawar menempati bagian terpenting dan bagian menonjol pada lukisan tersebut. Demikian juga lukisan bunga lilly yang ditata dalam pot-pot cembung yang mempunyai pegangan, sangat banyak dijumpai pada masa itu. Seni menata bunga terus mengalami perkembangan mulai permulaan abad XIX penataan bunga dipelajari secara lebih rinci dan perkmbangannya semakin luas. Seni merangkai bunga sudah bisa dijadikan sebagai mata pencaharian. Di Eropa, Amerika dan Asia banyak berdiri sekolah merangkai bunga yang banyak diminati, terutama oleh para ibu golongan atas dan bagi kaum muda untuk berwiraswasta.
Keanekaragaman bentuk, warna dan jenis yang disajikan dalam rangakain bunga di Indonesia dipengaruhi oleh lingkungan hidup manusia yang berbeda. Perkembangan seni merangkai bunga di Indonesia seirama dengan budaya, tradisi, kemudian datang orang-orang asing yang mengubah tradisi dengan pwngaeuh filsafat, agama, sosial budaya ataupun politik.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer